GARIS SEJARAH LAGU-LAGU NASIONAL: #1 Lagu “Dari Barat Sampai ke Timur” 1926
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Merdeka..!!
Kajian kita kali ini adalah tentang garis sejarah lagu-lagu nasional.
Dimana kita tahu di masa-masa perjuangan dulu, lagu mempunyai peran yang penting untuk menanamkan sebuah ide, lagu juga menjadi media yang penting membetuk pola pikir dan pola rasa dan juga untuk membangkitkan semangat patriotik.
Dan kehadiran setiap lagu nasional di masa itu, rupanya mempunyai dasar dan alasan tersediri yang sangat berkaitan erat dengan situasi dan kondisi perjalanan bangsa kita di saat itu.
Nah, melalui kajian garis sejarah lagu-lagu nasional ini diharapkan kita dapat dengan mudah mengerti rangkaian sejarah perjalanan bangsa Indonesia, karena rupanya setiap cerita dan kisah-kisah penting perjalanan bangsa kita seakan tersimpan dan terekam di dalam lagu-lagu nasional yang ada.
Dan harapannya juga melaui ini akan mudah kita untuk mengingat rangkaian kisah perjalanan bangsa tersebut. Karena setiap lagu dia akan menjadi anchor yang ketika kita mendengar kembali lagu tersebut di kemudian waktu, kita tahu rangkaian cerita atau sejarah yang ada dibalik lagu itu.
Ada 14 lagu yang dihadirkan melalui kajian ini yang diantaranya:
1. Lagu “Dari Timur Sampai ke Barat” diciptakan oleh WR. Supratman pada tahun 1926
2. Lagu “Indonesia Raya” diciptakan oleh WR. Supratman pada tahun 1928
3. Lagu “Ibu Kita Kartini” diciptakan oleh WR. Supratman pada tahun 1929
4. Lagu “Bangun Pemudi Pemuda” diciptakan oleh Alferd Simanjuntak pada tahun 1940
5. Lagu “Bagimu Negeri” diciptakan oleh Kusbini pada tahun 1942
6. Lagu “Syukur” diciptakan oleh Husein Mutahar pada tahun 1945
7. Lagu “Sorak-sorak Bergembira” diciptakan oleh Cornelius Simanjuntak pada tahun 1945
8. Lagu “Maju Tak Gentar” diciptakan oleh Cornelius Simanjuntak pada tahun 1945
9. Lagu “Gugur Bunga” diciptakan oleh Ismail Marzuki pada tahun 1945
10. Lagu “Hari Merdeka” diciptakan oleh Husein Mutahar pada tahun 1946
11. Lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” diciptakan oleh Liberty Manik pada tahun 1947
12. Lagu “Berkibarlah Benderaku” diciptakan oleh Ibu Soed pada tahun 1947
13. Lagu “Garuda Pancasila” diciptakan oleh Sudharnoto pada tahun 1956
14. Lagu “Dari Sabang Sampai Merauke” diciptakan oleh R. Sujarjo pada tahun 1963
Baik, mari kita masuk ke lagu yang pertama.
Lagu pertama yang akan kita bahas adalah lagu “Dari Barat Sampai ke Timur”. Lagu “Dari Barat Sampai ke Timur” ini diciptakan oleh WR. Supratman pada tahun 1926 yang kehadirannya adalah untuk menanamkan sebuah ide tentang tanah air. Perlu untuk kita mengerti bahwa pada masa hadirnya lagu ini masyarakat Indonesia umumnya masih melihat bahwa yang namanya tanah air itu hanya sebatas daerah dimana mereka dilahirkan saja. Mereka belum melihat kesatuan pulau dari barat sampai ke timur itu sebagai kesatuan tanah air yang kita sebut Indonesia.
Nah sebelum kita melihat lebih dalam makna dibalik lagu ini, mari bersama-sama kita nyanyikan terlebih dulu lagunya.
Dari barat sampai ke timur Berjajar pulau-pulau Sambung menyambung menjadi satu Itulah Indonesia
Indonesia tanah airku Aku berjanji padamu Menjunjung tanah airku Tanah airku Indonesia
Sekarang mari kita lihat rangkaian cerita yang ada di seputar kehadiran lagu “Dari Barat Sampai ke Timur” ini.

Pertama, kita harus paham bahwa di tahun 1901 berlaku apa yang dikenal dengan politik etis. Dimana cikal bakal politik etis sebenarnya dimulai tahun 1860 ketika Eduard Dowes Dekker atau yang dikenal juga dengan Multatuli menulis sebuah buku yang berjudul Max Havelaar. Buku tersebut menceritakan bagaimana besarnya penderitaan rakyat Indonesia akibat penjajahan yang Belanda lakukan selama berabad-abad. Dan betapa banyaknya sudah sumber daya alam bangsa Indonesia yang telah Belanda nikmati. Buku inilah yang menjadi salah satu pemicu terjadinya politik etis atau politik balas budi yang didorong oleh tokoh-tokoh seperti Pieter Brooshooft, van deventer, Dr. Setia Budi dll. Dan akhirnya diberlakukanlah politik etis ini di tahun 1901 itu oleh Wilhelmina ratu belanda yang berkuasa pada saat itu. Dan salah satu hal penting dari politik etis ini dibukanya pendidikan bagi rakyat Indonesia. Dibangunnya sekolah-sekolah dan dibukanya kesempatan untuk pemuda Indonesia belajar ke negeri Belanda. Inilah yang dikemudian waktu melahirkan pemuda-pemudi yang punya kapasitas untuk menggerakan revolusi Indonesia.
Dan perlu kita ketahui juga, tahun 1901 ini adalah tahun kelahiran Bung Karno – Penggali Pancasila dan Pemimpin Besar Revolusi Indonesia yang mempunyai jasa amat besar bagi pembentukan bangsa dan Negara Indonesia.
Berikutnya, di tahun 1904-1905 terjadi perang Jepang Rusia. Perang yang dimenangkan oleh pihak Jepang ini memicu kepercayaan diri masyarakat Asia, termasuk Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap penjajah. Karena pada masa sebelum itu, kuat anggapan yang memebentuk paradigma bahwa orang-orang kulit berwarna seperti orang Asia dan Afrika memang ditakdirkan untuk menjadi pelayan bagi orang-orang kulit putih atau orang Eropa. kekalahan Rusia dari Jepang ini bisa dibilang mematahkan anggapan tersebut.
Kemudian tahun 1908. Tahun 1908 ini tahun yang kita tandai sebagai awal dari lahirnya kebangkitan nasional yang dimulai dengan lahirnya oraganisasi Budi Utomo. Dari titik inilah kemudian lahir berbagai organisasi pemuda lainya seperti Trikoro Dharmo yang kemudian menjadi Jong Java, lahir juga Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Minahasa, Jong Islamenten Bond, Serikat Islam, Muhamadiyah dan organsasi-oraganisasi pemuda lainnya yang hadir untuk ambil bagian dalam memperjuangakan kemerdekaan Indonesia. Hanya saja memang umumnya organisasi-oraganisasi tersebut masihlah bersifat kedaerahan.
Lalu di tahun 1914-1918 pecah perang dunia 1 yang mana dampak kerusakan perang tersebut memicu tumbuhnya kesadaran global akan hak bangsa-bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri yang dikenal dengan self determination yang dari itu terbentuklah liga bangsa-bangsa.
Kemudian satu titik yang juga mempunyai arti sangat penting dalam serajah bangsa Indonesia adalah lahirnya manifesto politik tahun 1925. Nah, apa itu manifesto politik 1925?

Jadi sederhananya, manifesto politik 1925 adalah pernyataan terbuka yang dikeluarkan oleh perhimpunan Indonesia pada tahun 1925. Perhimpuan Indonesia ini adalah perhimpunan pemuda-pemuda Indonesia yg pada saat itu menjadi pelajar di negeri Belanda yang pada masa itu dimotori oleh M. Nazir Datuk Pamoentjak, Muhamad Hatta dan kawan-kawan, yang dalam manifestonya mengumukan secara terbuka resolusi politk melaui media cetak yang mereka kelola, yaitu majalah Indonesia Merdeka, yang inti dari manifesto politik tersebut pertama, rayat Indonesia harus punya pemerintahan sendiri yang bertanggung jawab kepada rakyat dalam arti yang sebenar-benarnya.
Kedua, tujuan tersebut harus diusahakan dan diperjuangkan sendiri tanpa bantuan dari luar. Dan ketiga, dibutuhkannya kesatuan nasional. Persatuan yang seerat-eratnya dengan mengesampingkan perbedaan-perbedaan sempit kedaerahan.
Nah dari manifesto politik tersebut kita tahu bahwa pada masa itu, rakyat Indonesia memang benar-benar sedang berada dalam golora keinginan luhur yang kuat untuk menjadi bangsa yang merdeka dan dalam gelora kesadaran yang tinggi akan pentingnya persatuan. semangat kemerdekaan dan kesadaran akan pentingnya persatuan itu pula lah yang mendorong terjadinya kongres pemuda pertama.
Jadi, kongres pemuda pertama yang dilangsungkan pada tahun 1926 ini pada inti pokoknya adalah untuk mencapai persatuan nasional antar kelompok organisasi pemuda kedaerahan pada saat itu. Dan dari kutipan pidato beberapa tokoh di kongres pemuda pertama berikut ini kita dapat melihat bagaimana kuatnya keinginan untuk merdeka dan kesadaran akan pentingnya kesatuan nasional pada saat itu.
Di kongres pemuda pertama, M. Tabrani dalam pidatonya mengatakan: “Kita semua, orang-orang Jawa, Sumatra, Minahasa, Ambon dan lain-lainnya, oleh sejarah ditempa menjadi insan-insan yang harus bersatu padu jika kita ingin mencapai tujuan kita bersama. Dan itu adalah, kemerdekaan Indonesia, Ibu Pertiwi Tercinta.”
------------------------------------------------------------------------------------------
“Mengakhiri pidato saya, amat saya harapkan, supaya kongres ini menyuarakan generasi Indonesia sekarang. Yang nantinya terpanggil untuk bekerja, berkarya, berjuang dan mati untuk kemerdekaan Nusa dan Bangsa kita. Rakyat di seluruh kepulauan Indonesia bersatulah!”
Kemudian Sumarto dalam pidatonya mengatakan: "Semangat persatuan Indonesia pada pokoknya bersumber kepada semangat kemerdekaan. Ia mengandung cita-cita untuk mencapai Negara Kesatuan Indonesia yang merdeka. Indonesia karenanya adalah pengertian politik.
------------------------------------------------------------------------------------------
“Jika pada akhir pidato saya ini ditanyakan kepadaku, apa kemauanku dan apa yang sepenuhnya terkandung dalam hatiku, maka jawabku adalah ini : Pemuda Indonesia, bangkitlah menuju persatuan, bangkitlah menuju Indonesia merdeka!”
Jadi dari pidato-pidato tersebut, terlihat jelas bahwa kehendak untuk menjadi bangsa yang merdeka dan kesadaran akan keharusan bagi kita untuk bersatu sebagai satu bangsa di atas keragaman suku, golongan dan agama yang kita punya memang sedang tumbuh dan menguat pada waktu. Nah dari rangkaian kisah dan sejarah yang telah kita bahas tadi, dari itu kita tentu dapat memahami dengan lebih baik relevansi dari hadirnya lagu Dari Barat Sampai ke Timur di tahun 1926 itu.
Jadi, dapat kita simpulkan bahwa hadirnya lagu Dari Barat Sampai ke Timur ini adalah bagian yang tak terpisahkan dari usaha mewujudkan kesatuan nasional yang sedang kuat-kuatnya digalang pada masa itu. Lagu ini hadir untuk turut membentuk pola pikir dan pola rasa masyarakat Indonesia di masa itu agar benar-benar melihat bahwa pulau-pulau yang berjajar dari barat sampai ke timur itu, adalah satu kesatuan kepulauan Indonesia. Kesatuan kepulauan Indonesia itulah yang harus kita lihat sebagai tanah air kita itu. Tanah air yang kepadanya kita harus sama-sama berjanji untuk menjunjungnya tinggi-tinggi. Untuk membela dan meperjuangkannya bersama-sama.
Kesadaran ini tentu tidak lepas dari pengalaman panjang kita berjuang secara kedaerahan. Di sepanjang abad 19 misalnya; betapa hebat sebenarnya perjuangan mengusir penjajah yang telah kita lakukan waktu itu. Disepanjang abad ini banyak sekali pahlawan-pahlawan besar yang berjuangan untuk mengusir penjajah; Iman Bonjol, Pangeran Diponogoro, Cut Nyadien, Tengku Umar, Sultan Hasanuddin, Singsiamangaraja, Pattimura, Pangeran Antasari dll. Tapi semua perlawanan-perlawanan hebat itu, kita tahu tidak membuahkan hasil yang menggembirakan. kenapa? Karena memang semua itu masihlah amat bersifat kedaerahan.
Hal ini tidak lepas lantaran memang pada saat itu kita masih memandang bahwa yang namanya tanah air itu ya sebatas daerah dimana kita dilahirkan. Bagi orang aceh tanah air mereka ya tanah Aceh. Bagi orang Jawa tanah air mereka ya tanah Jawa itu. Bagi orang Batak tanah air mereka ya tanah Batak. Bagi orag Bali tanah air mereka ya tanah Bali. Jadi, ketika Cut Nyadien berperang, bisa dibilang beliau berperang untuk tanah Aceh; bukan untuk Indonesia kasatuan. Ketika Pattimura berperang, beliau pun berperang untuk tanah Maluku dan bukan untuk Indonesia kesatuan. Nah, karena itulah untuk mewujudkan kesatuan pikir dan kesatuan aksi nasional penting untuk dibentuknya pikiran dan perasaan bahwa tanah air kita itu adalah kesatuan kepulauan dari barat sampai ke timur itu. Dan untuk alasan itulah lagu dari Barat sampai ke Timur hadir di tengah-tengah bangsa Indonesia pada masa itu.
Baik, kita kembali ke peristiwa kongres pemuda pertama di tahun 1926. Ada percakapan menarik selepas kongres tersebut dimana WR Supratman berkata kepada M. Tabrani, beliau berkata: "Mas Tabrani, saya terharu kepada semua pidato yang diungkapkan dalam Kongres Pemuda Indonesia Pertama. Teristimewa pidato Mas Tabrani dan Sumarto. Dan cita-cita satu nusa, satu bangsa yang digelari Indonesia Raya itu, saya akan buat. Dan namanya: Indonesia Raya."
Dari percakapan tersebut kita dapat simpulkan bahwa hadinya lagu Indonesia Raya yang diciptakan Wr Supratman pada tahun 1928, terhubung kuat dengan semangat kemerdekaan dan persatuan nasional yang bergelora di kongres pemuda pertama ini.
Nah di kesempatan berikutnya kita akan membahas tentang lagu Indonesia Raya tersebut. Semoga kajian kita tentang lagu dari barat sampai ke timur tadi dapat menambah wawasan dan semangat kebangsaan kita. Sampai jumpa.
Wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Merdeka..!!