Konferensi Meja Bundar (KMB) 23 Agustus 1949: Pengakuan Kedaulatan Indonesia
Konferensi Meja Bundar (KMB) bukan hanya pertemuan diplomatik, tetapi juga penegasan kemenangan diplomasi Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan. Hasil KMB membuka jalan bagi lahirnya Republik Indonesia Serikat, sebelum akhirnya kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Agustus 1950.
8/23/20251 min read


Tanggal 23 Agustus diperingati sebagai Hari Konferensi Meja Bundar (KMB), salah satu momentum penting dalam sejarah perjuangan Indonesia mempertahankan kedaulatan. KMB diselenggarakan di Den Haag, Belanda, sejak 23 Agustus hingga 2 November 1949, dihadiri oleh perwakilan Republik Indonesia, Belanda, dan BFO (Bijeenkomst voor Federaal Overleg/Majelis Permusyawaratan Federal).
Latar Belakang
Setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, Belanda menolak pengakuan tersebut karena berusaha menghidupkan kembali kolonialisme yang sempat terhenti akibat pendudukan Jepang (1942–1945). Konflik bersenjata dan diplomasi pun pecah antara Indonesia dan Belanda.
Sebelum KMB, beberapa perundingan telah digelar, di antaranya:
Perjanjian Linggarjati (1947)
Perjanjian Renville (1948)
Perjanjian Roem–Roijen (1949)
Namun, semuanya belum memberikan hasil akhir. Dewan Keamanan PBB akhirnya membentuk United Nations Commission for Indonesia (UNCI) yang mendorong tercapainya kesepakatan untuk mengadakan KMB.
Jalannya Konferensi
KMB bertujuan menghentikan konflik serta membicarakan penyerahan kekuasaan dari Belanda ke Indonesia. Dalam pertemuan ini, lahir sejumlah keputusan penting, antara lain:
Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam bentuk Republik Indonesia Serikat (RIS) yang terdiri dari 16 negara bagian, kecuali Irian Barat (Papua) yang masih ditunda penyelesaiannya.
Indonesia mengambil alih hutang Hindia Belanda sekitar 4,6 miliar gulden, keputusan yang kemudian banyak dikritik karena membebani perekonomian Indonesia.
Disepakati Piagam Kedaulatan, Statuta Persatuan, serta kesepakatan di bidang ekonomi, sosial, dan militer.
Ir. Soekarno ditetapkan sebagai Presiden RIS dan dilantik pada 17 Desember 1949, dengan Mohammad Hatta sebagai menteri dalam kabinet RIS.
Penyerahan kedaulatan dilakukan secara resmi pada 27 Desember 1949 di dua tempat sekaligus, yakni di Den Haag dan Jakarta. Tanggal ini menjadi tonggak pengakuan de jure kemerdekaan Indonesia oleh Belanda.
Makna dan Dampak KMB
Walau beberapa keputusan KMB, terutama terkait bentuk negara federal dan utang, sempat menuai kritik, konferensi ini tetap menjadi titik balik bersejarah. Melalui KMB:
Belanda mengakhiri kolonialisme di Indonesia.
Indonesia diakui secara internasional sebagai negara merdeka dan berdaulat.
Konflik militer dan diplomatik antara Indonesia–Belanda berakhir.
Konferensi Meja Bundar (KMB) bukan hanya pertemuan diplomatik, tetapi juga penegasan kemenangan diplomasi Indonesia dalam perjuangan kemerdekaan. Hasil KMB membuka jalan bagi lahirnya Republik Indonesia Serikat, sebelum akhirnya kembali menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pada 17 Agustus 1950.
Rumah
Kebangsaan Pancasila
Media Sosial Kami
Copyright © 2025. Rumah Kebangsaan Pancasila


Organisasi
Partner Links
RKP
Contact Us
Registrasi
FAQ